Orang-orang biasa ini adalah novel ke-10 yang diterbitkan Andrea Hirata bersama penerbit Bentang Pustaka. Hirata menulis novel orang-orang biasa antara lain karena kekecewaan yang besar akan kegagalannya memperjuangkan seorang anak miskin yang pintar untuk masuk fakultas Kedokteran Universitas Bengkulu.
Kalau ingin memahami orang lain, pertama-tama kita harus bisa memahami diri sendiri. Sebab, bagaimana mungkin memahami perasaan, masalah, dan apa pun yang sedang dialami orang lain kalau kita gagal melakukan hal serupa pada diri ini. Beri ruang yang cukup untuk dirimu sendiri. Beri waktu yang lapang untuk mengenali diri dengan baik. Jangan sampai kita terlalu sibuk dengan dunia luar sehingga…
Aku hanya ingin mendengarkan diriku sendiri. Memilah mana kata hati dan mana kata orang. Memberi jeda untuk melihat masalah dengan lebih jelas. Membangun ruang yang lebih besar agar bisa menampung luapan perasaanku yang terbendung selama ini, perasaan-perasaan yang tak kukenali, tapi memengaruhi sebagian besar hidupku. Meluaskan cara pandangku terhadap dunia yang terasa begitu sempit selama ini…
Delapan tahun berlalu. Ping telah berhasil menjadi penyanyi terkenal yang merajai percaturan musik Indonesia. Pada puncak kariernya, bayangan kelam mengintai kesuksesan Ping dan menggerogotinya dari dalam. Di titik terendahnya, Ping menemukan secercah kehidupan lama yang ia rindukan, termasuk kawan lamanya, Oding. Namun, segala sesuatunya tidak lagi sama. Sementara itu, Reuni Akbar Sekolah P…
Jakarta tidak lagi menjadi penjara. Di ibu kota, Ping justru mulai mendapatkan gambaran tentang hidup yang ia inginkan. Ia memiliki sahabat-sahabat baru, impian baru, dan cinta yang baru. Namun, tantangan lebih besar turut menyingsing. Ajang Band Idola Indonesia menuntut Ping bekerja keras, termasuk menciptakan lagu. Band Rapijali yang menjadi sumber kebahagiaannya ikut menerbitkan beragam konf…
Ping merasa telah memiliki segala yang ia butuhkan. Dunianya yang damai di Pantai Batu Karas, rumahnya yang penuh alat musik di tepi Sungai Cijulang, seorang sahabat terbaik, serta kakek yang menyayanginya. Namun, diam-diam Ping menyimpan kegelisahan tentang masa depannya yang buram. Bakat musiknya yang istimewa tidak memiliki wadah, dan ia tidak berani bercita-cita. Hidup Ping jungkir balik…