May merasa dirinya bagai setangkai bunga dandelion yang kehilangan mahkotanya. Hampa dan merana. Putik indahnya diterbangkan angin bernama cinta. Bukan angin yang lembut tapi angin yang kacau bernama patah hati. Angin yang membuat setangkai dandelion di tepi jalan jadi terlihat sama, tak memikat dan usang. Dandelion itu berusaha berdiri lagi. Bukankah dandelion itu tetap tegar meski angin dan d…